Kamis, 01 September 2011

KONTRADIKSI SEPUTAR ROKOK ANTARA MITOS DAN REALITA



Kiamat sudah dekat. Diantara tanda-tandanya adalah pergeseran nilai dan perubahan persepsi. "Akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh tipuan. Dimana pada saat itu pendusta dibenarkan sedangkan orang jujur didustakan. Pengkhianat diberi kepercayaan sedangkan yang amanah dikhianati. Pada waktu itu juga ruwaibidhoh banyak bicara. Nabi ditanya; siapakah ruwaibidhoh itu? Beliau menjawab: dia adalah orang bodoh yang berbicara perihal orang banyak." (HR. Ibnu Majah, 4042)

Prediksi Nabi r terbukti kebenarannya. Yang haq dinilai batil, yang buruk dianggap baik. Yang bid'ah banyak orang yang mengerjakan. Yang sunah begitu sepi peminatnya. Orang bodoh dipilih sebagai pemimpin, sementara yang layak memimpin disisihkan.
Termasuk seputar rokok, ada persepsi kontradiktif yang 'lucu' dan menyesatkan.

Rokok Hukumnya Mubah

Ada sebagian orang yang berkesimpulan hukum rokok itu mubah. Dengan alasan, karena tidak ditemukan dalil qoth'i yang mengharamkannya, maka kembali kepada kaidah ushul fiqh; al ashlu fil asy yaa'i al ibaahah (hukum asal segala sesuatu itu mubah).
Memang rokok tidak disebutkan hukumnya secara tegas dalam al qur'an dan al hadits karena termasuk barang yang belum ada pada masa Rasulullah r. Namun, Islam sebagai agama yang relevan dengan perkembangan zaman telah merangkum rambu-rambu untuk kasus yang muncul belakangan. Banyak dalil yang dijadikan landasan keharaman rokok. Diantaranya firman Allah Ta'ala, "…dia (Rasul) menghalalkan bagi mereka segala yang baik, dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk…" (TQS. Al A'raf: 157)
Dalil dari Al Hadits, "Tidak boleh ada yang membahayakan untuk diri sendiri dan membahayakan orang lain" (Shahih Al Jami': 17393)
Tidak diragukan lagi bahwa rokok termasuk benda yang buruk dan berbahaya bagi penghisapnya dan orang yang berada disekitarnya. Dari sisi ini, tidak berlebihan jika ada yang mengatakan rokok lebih haram dari pada daging babi. Karena ketika orang makan daging babi tidak sampai mendholimi orang yang ada disekitarnya.

Rokok Gaya Dalam Pergaulan

Rokok bagi sebagian orang dianggap sebagai sarana pergaulan, keakraban, bahkan penghormatan. Sewaktu tugas dakwah di Simeulue NAD, penulis berkenalan dengan seseorang yang bukan perokok. Di awal perbincangan dia minta maaf karena tidak membuka cerita dengan menawarkan rokok. Penulis terkejut, ternyata di komunitasnya rokok menjadi semacam keharusan untuk mengawali obrolan. Aneh memang. Tapi begitulah kenyataan. Padahal rokok menjadi biang rusaknya hubungan, dan pergaulan menjadi tidak 'sehat' karena ada pihak lain yang didholimi. Rasulullah r bersabda, "Perumpamaan teman yang jahat tak ubahnya tukang pandai besi. Kalau tidak terkena asap hitamnya, setidaknya engkau akan mencium bau busuk dari tungkunya" (HR. Abu Daud, 4191)
Perokok bisa disebut teman yang jahat. Bergaul dengannya sangat berbahaya. Perokok pasif (bukan perokok tapi menghisap asap rokok orang lain) lebih berbahaya dari perokok aktif. Kalau begitu rokok bukan sarana pergaulan tapi merusak hubungan.

Rokok Lambang Kejantanan

Iklan rokok memang dilarang menampakkan aktivitas merokok. Tapi yang dipertontonkan justru lebih menyesatkan. Biasanya bintang iklan rokok itu laki-laki yang gagah dan macho, hobinya berpetualang dan olahraga keras. Kesannya, rokok itu lambang kejantanan. Perokok dianggap laki-laki bangeet! Tak jarang, laki-laki yang tidak merokok dijuluki banci. Padahal kenyataan sebaliknya. Perokok sulit menjadi laki-laki yang gagah karena badannya akan ringkih digerogoti nikotin. Tulangnya hanya terbalut kulit tanpa daging. Jalannya lunglai dan loyo, nafasnya tersengal-sengal, sering batuk mengeluarkan darah. Jangankan memanjat tebing, untuk ke kamar mandi saja harus dipapah. Perokok juga pecundang karena diperbudak oleh 'majikan 9 centimeter' (baca: rokok). So, perokok itu pejantan loyo!

Rokok Sponsor Olahraga

Kalau event olahraga disponsori Ekstra Joss atau Kopi Radix memang layak dan logis. Tapi kalau penyandang dananya perusahaan rokok, ibarat kata pepatah gaul "jaka sembung beli korek, gak nyambung gak konek". Karena olahraga menyehatkan sedang rokok merusak kesehatan. Jangankan ahli medis, orang awampun mengetahui MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, GANGGUAN KEHAMILAN, DAN JANIN.
Bagi mujahid yang menempa tubuhnya menjadi sehat dan kuat tentu sangat menjauhi rokok. Jika masih akrab dengan rokok, dia sudah kalah sebelum perang yang sesungguhnya.

Rokok Penunjang Ekonomi

Diantara alasan pembela rokok adalah pertimbangan ekonomi. Rokok penyumbang devisa negara terbesar, dan menyerap ribuan tenaga kerja. Jika rokok dilarang dan pabriknya ditutup, maka negara kehilangan sumber dana dan pengangguran bertambah banyak akibat karyawan rokok diPHK. Benarkah rokok memberikan kontribusi ekonomi? Fakta memberikan bukti sebaliknya.

Penelitian dari World Bank telah membuktikan bahwa rokok merupakan kerugian mutlak bagi hampir seluruh negara. Pemasukan yang diterima negara dari industri rokok (pajak dan sebagainya) mungkin saja berjumlah besar, tapi kerugian langsung dan tidak langsung yang disebabkan konsumsi rokok jauh lebih besar.
Biaya tinggi harus dikeluarkan untuk membayar biaya penyembuhan penyakit yang disebabkan oleh rokok, absen dari bekerja, hilangnya produktifitas dan pemasukan, kematian prematur, dan juga membuat orang menjadi miskin lebih lama karena mereka menghabiskan uangnya untuk membeli rokok. Tragisnya, perokok kebanyakan dari kalangan miskin dan Rp 1,6 trilyun dari uang orang miskin Indonesia ini mengalir ke Amerika Serikat melalui HM Sampoerna. Memang, rokok menjadi senjata bermata ganda bagi musuh-musuh Islam; melemahkan kekuatan umat Islam dan menguatkan ekonomi mereka!
Kalau demikian, mengapa ragu tinggalkan rokok?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar