Kamis, 01 September 2011

'PONARI SWEAT' MELEMAHKAN DAN MENYESATKAN


Pernah minum Ponari Sweat?
Tentu kita tidak akan menemukan di pasaran air minum kemasan dengan merk Ponari Sweat. Yang kita kenal Pocari Sweat, yaitu minuman isotonik yang konon menyegarkan dan menyehatkan.
Ponari sweat hanya plesetan untuk air Ponari si dukun cilik yang laris diserbu orang. Setelah diekspos media, nama Ponari melambung dan dikenal banyak orang sebagai dukun tiban yang ahli mengobati berbagai macam penyakit. Metode pengobatannya hanya dengan mencelupkan batu jimatnya ke air. Dan air itulah yang diminum layaknya Pocari Sweat. Setiap hari ribuan orang mendatangi kediaman Ponari di Jombang untuk mendapatkan air 'berkhasiat' ini. Dan demi air ini mereka rela mengantri lama, bahkan rela berebut dan berdesak-desakkan hinga meregang nyawa!

KONTRADIKSI SEPUTAR ROKOK ANTARA MITOS DAN REALITA



Kiamat sudah dekat. Diantara tanda-tandanya adalah pergeseran nilai dan perubahan persepsi. "Akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh tipuan. Dimana pada saat itu pendusta dibenarkan sedangkan orang jujur didustakan. Pengkhianat diberi kepercayaan sedangkan yang amanah dikhianati. Pada waktu itu juga ruwaibidhoh banyak bicara. Nabi ditanya; siapakah ruwaibidhoh itu? Beliau menjawab: dia adalah orang bodoh yang berbicara perihal orang banyak." (HR. Ibnu Majah, 4042)

MENYIAPKAN ANAK MENJADI 'KAYA' (BELAJAR DARI NABI IBRAHIM 'ALAIHI AS SALAM)


Takaran kebahagiaan bagi sebagian orang adalah harta yang dapat dibanggakan kilauan atau wujud mewahnya. Bagi sebagian orang, kebahagian adalah mensyukuri apa yang dapat dimakan, dipakai dan dihuni. Tapi sadarkah kita ada satu kebahagiaan yang dapat kita rasakan kilauan dan wujudnya serta dapat disyukuri keberadaannya sampai hari dibangkitkan nanti? Ya, dia adalah anak...
Dalam Islam, posisi anak bagi kedua orang tuanya ada dua peran. Pertama, sebagai penyejuk jiwa, penentram hati.
"Ya Rob kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati…" (QS. Al Furqan: 74)
Yang kedua, sebagai generasi penyambung yang melanjutkan tugas perjuangan dan cita-cita orang tua.

SOLIDARITAS UNTUK MUSLIM PALESTINA


Marah!
Mungkin beberapa hari belakangan ini, hari-hari kita dipenuhi kemarahan melihat 'di depan mata kita' Israel membabi buta membantai saudara-saudara kita sesama muslim di Palestina. Mortir Israel tak kenal ampun menghujani Jalur Gaza, tak peduli meluluhlantakkan gedung-gedung fasilitas umum atau rumah ibadah. Bahkan tak menghiraukan yang jatuh korban adalah anak-anak dan wanita. Padahal, anjingpun tak sebiadab ini. Kemarahan kita semakin menggelegak menyaksikan pemimpin-pemimpin negeri islam memilih 'diam adalah emas'. Duhai sekiranya mereka menjadi laki-laki untuk satu hari saja; bersatu menghimpun mujahidin dan mengganyang babi Israel… Insya Allah Al Aqsha akan kembali ke pangkuan kaum muslimin. Namun semua ini masih menjadi 'mimpi indah'. Hingga hari  ini, hati kita masih mendidih menahan luapan amarah.